TATTOO

Minggu, 26 Desember 2010

The Art Of War : Buku Seni Perang

Sun Tzu; The Art of War ditulis oleh Sun Wu sekitar tahun 770 – 476 SM yang merupakan karya ilmu kemiliteran tertua di Cina dan teori militer tertua di dunia. Sun Wu mendapat gelar kehormatan “Tzu”, adalah gelar kehormatan seorang laki-laki pada jaman kuno di Cina. Karena itu Sun Wu dikenal sebagai Sun Tzu dan teori militer yang ditulisnya dinamakan Sun Tzu; The Art of War.
Sampai saat ini belum belum ada riset tertulis mengenai tanggal lahir dan meninggalnya. Dipastikan ia hidup di jaman Confusius, Sun Tzu adalah seorang ahli militer terkenal dan merupakan orang pertama dalam daftar ahli strategi militer dalam sejarah Cina.
Kedudukannya dalam ilmu pengetahuan kemiliteran Cina setara dengan Confusius (Guru) dalam ajaran Confusianisme. Karena itu Sun Tzu diberi gelar “Guru Militer” dari Cina.
Aplikasi Sun Tzu dalam Sejarah
Meskipun buku Sun Tzu; The Art of War adalah buku kuno, namun karya klasik ini banyak diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia. Buku Sun Tzu; The Art of War pertama kali dibawa ke Jepang sekitar abad ke-7 oleh utusan mahasiswa yang pernah ke negeri Cina pada masa Dinasti Tang. Orang Jepang memperlakukannya sebagai “Kitab Suci” Ilmu perang. Gagasan utama  buku ilmu perang kuno Jepang pun berasal dari buku ini.
Dalam sejarah, Angkatan Laut Jepang berhasil mengalahkan Armada Rusia di Selat Tsu dalam perang Jepang-Rusia di awal abad 20. Pimpinan Angkatan Laut Jepang menerapkan asas dalam buku ini, “Menunggu dengan tenang sampai musuh kelelahan”.
Di Eropa, buku ini diterjemahkan oleh French Missionary Amor dalam bahasa Perancis di abad 18 dan diterbitkan di Paris tahun 1782. Napoleon Bonaparte yang menyapu bersih Benua Eropa pada masa itu telah mempelajari buku Sun Tzu; The Art of War.
Dalam Bahasa Inggris buku ini diterjemahkan oleh Calob tahun 1900 sampai kemudian diterjemahkan ulah oleh seorang Sinolog Inggris bernama Charles yang dilengkapi dengan catatan-catatan. Buku ini diterbitkan kemudian pada tahun 1910.
Setelah Perang Dunia II, Sitolengko dari Uni Sovyet menerbitkan terjemahan versi barunya. Tidak mau ketinggalan, Menteri Pertahanan Jerman Timur ikut menterjemahkan versi ini ke dalam bahasa Jerman dan menjadikannya sebagai bahan pendidikan dalam akademi militer.
Sejak saat itu Rusia, Italia, Jerman, Cekoslovakia, dan negera-negara lain di dunia turut menterjemahkan ke dalam bahasa masing-masing untuk kepentingan riset di bidang strategi militer dan ekonomi.
Raja dan Panglima Perang Menurut Sun Tzu
Menurut Sun Tzu:
Perang adalah kegiatan tipu muslihat.
Panglima yang akan memenangkan peperangan adalah panglima yang tekun menyusun dan menyiapkan siasat perang dengan cermat.
Panglima perang adalah pengawal negara. Jika pengawal negara kuat maka negara kuat. Jika panglima lemah maka negara akan lemah. Seorang raja bisa menghancurkan negaranya sendiri karena:
  1. Raja tidak mengetahui bahwa angkatan perangnya tidak boleh maju perang bahkan malah memerintahkan berperang. Siasat ini dinamakan raja membelenggu tentara sendiri. (Tentara diperbudak oleh raja semaunya).
  2. Raja tidak tahu-menahu soal kemiliteran tetapi ikut campur dalam menangani hal-hal militer. Hal ini membuat panglima dan prajurit menjadi kebingungan.
  3. Raja tidak tahu-menahu soal memilih panglima perang, tetapi ia ikut campur dalam menentukan dan mengangkat seorang panglima perang sehingga tentara menjadi curiga. Jika tentara kebingungan dan penuh kecurigaan maka akan datang gangguan dari negara tetangga . Hal ini dinamakan raja menghancurkan angkatan perangnya sendiri.
5 Sifat yang Salah dari Panglima Perang
Ada 5 sifat kepribadian yang salah dari seorang Panglima Perang, di mana hal ini bisa mencelakakannya dan pasukannya dalam suatu pertempuran. Hancurnya sebuah angkatan perang dan tewasnya seorang Panglima harus diteliti secara seksama. Seorang Panglima harus menghindari 5 kesalahan berikut:
  1. Panglima pemberani dan tak takut mati. Panglima dengan sifat seperti ini biasanya nekat sampai melupakan perhitungan dalam sebuah peperangan. Ia dapat saja mati terbunuh atau dibunuh sehingga merugikan pasukannya.
  2. Panglima penakut dan takut mati. Panglima dengan sifat seperti ini biasanya selalu mencari perlindungan dan ia akan mudah tertawan dan ditawan sehingga pasukan kehilangan pegangan.
  3. Panglima yang selalu tergesa-gesa dan gampang naik darah. Panglima dengan sifat seperti ini akan diserang kepribadiannya dengan cara diolok-olok sehingga ia cepat marah.
  4. Panglima yang jujur dan teguh menjaga nama baiknya. Panglima dengan sifat seperti ini akan diserang kepribadiannya dengan cara dipermalukan.
  5. Panglima yang bijaksana dan penuh kasih sayang. Panglima dengan sifat seperti ini akan diserang kepribadiannya dengan cara diganggu dan diuji kasih sayang dan kebijaksanaannya.

0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

blogger templates | Make Money Online