|
|
---|
Rabu, 01 Desember 2010
Tak hanya Pulau Komodo yang sedang berjuang menjadi satu dari tujuh keajaiban alam dunia, seorang pilot asal Indonesia juga sedang berjuang dalam ajang 'CNN Heroes'. Budi Soehardi (53) adalah satu dari 10 nominator 'CNN Heroes' 2009, ajang pemilihan orang biasa yang berdampak luar biasa bagi kehidupan.

Dia adalah pendiri Panti Asuhan Roslin di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Seperti dimuat laman CNN, Budi Soehardi adalah bapak dari 47 anak asuh. "Mereka terlihat sangat ceria dan fotogenik, namun ada cerita tragis di balik senyum mereka," kata Budi. Anak-anak yang datang ke panti asuhan ada yang dikarenakan ibunya meninggal dalam kondisi kekurangan nutrisi serta datang dari keluarga sangat miskin, namun ada juga yang sengaja ditelantarkan orang tuanya.Bersama istrinya Peggy, Budi merawat 47 anak di panti asuhan mereka laiknya anak sendiri. Beberapa anak asuh adalah korban konflik Indonesia- Timor Timur.
Meski punya tiga anak kandung, tak ada perbedaan perlakuan. Baik anak kandung maupun anak asuh mendapatkan hal yang sama; lingkungan beersih, vaksinasi, makanan, dan vitamin. 'Pak Budi seperti ayah saya sendiri," kata Gerson Mangi (20), salah satu anak asuh Roslin. Gerson datang ke panti saat dia berusia 12 dalam keadaan yatim dan putus sekolah. Di Roslin inilah, Gerson berpeluang mendapatkan cita-citanya. Saat ini Gerson tercatat sebagai mahasiswa fakultas kedokteran.Kisah heroik Budi bermula dari sebuah kebetulan. Pada 1999 siaran televisi memberitakan situasi konflik di Timor Timur [saat ini Timor Leste].
Saat itu Soehardi dan keluarganya sedang makan malam di rumahnya di Singapura.
Pemandangan tragis gelombang kamp pengungsi yang kumuh dan memprihatinkan mengetuk hati Budi. "Saya dan istri sontak perpandangan, tatapan mata kami seakan berbicara hal yang sama," kata Budi.
Berita singkat dari televisi mengubah acara liburan keluarga. Budi sekeluarga lalu mengkoordinasi bantuan berupa uang, makanan, dan kebutuhan lainnya dan menerbangkan lebih dari 40 ton makanan, obat-obatan, dan kebutuhan pribadi ke kam pengungsi.
Melihat keadaan anak-anak yang menyayat hati terpikir oleh mereka untuk membangun panti asuhan. "Istri saya meminta saya membangun tiga ruangan untuk menampung anak-anak. Dua jam kemudian istri saya berubah pikiran dan meminta lima ruangan, kemudian, 9 dan jadilah panti ini," jelas Budi.
Mereka menyelesaikan pembangunan panti dalam 11 bulan. Pada April 2002, panti asuhan dibuka dan menjanjikan kehidupan yang lebih baik pada anak-anak terlantar.
Untuk memberi makan anak-anak asuhnya, Budi mencoba bertani, menanam padi sendiri. Kita patut berbangga hati atas prestasi pak budi, kapan giliran Anda?
(Dari berbagai sumber)
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar