|
|
|---|
Minggu, 28 November 2010
INILAH.COM, Jakarta - Perang antara Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan hanyala Proxy War (perang yang diwakilkan).
Perang sesungguhnya adalah terjadi antara Amerika Serikat (AS) yang mendukung Korea Selatan dan China yang bersekutu dengan Korea Utara.
Hal itu dikatakan, Pengamat Pertahanan Militer, Yusron Izha Mahendra kepada INILAH.COM, Minggu (28/11/2010).
Menurut Yusron, perang Korut-Korsel itu tidak boleh dilihat hanya sebagai perang antara ‘Dua Korea’ melainkan perang yang mewakili dua negara yang ada dibelakang layar, yakni pertarungan antara AS dan China.
"Tentu perang ini akan berimpilkasi luas, baik di Asia maupun dunia. Apalagi saat ini negara China dari segi pertumbuhan ekonomi sudah cukup tinggi, bahkan akan menjadi pesaing berat bagi Amerika," ungkap Yusron.
Tidak hanya dari segi ekonomi, kata Yusron, China saat ini juga mulai tumbuh sebagai kekuatan militer yang semakin besar. Tentu, lanjut dia, kekuatan ini membuat AS merasa gerah bahkan geram dengan perkembangan China yang begitu pesat.
Seperti diberitakan, tembakan peluru artileri Korea Utara pada Selasa (23/11/2010) menewaskan seorang tentara Korea Selatan. Sejumlah rumah rusak dan melukai beberapa tentara serta waga sipil.
Korea Selatan mengatakan militer Korea Utara menembakan sekitar 200 peluru artileri ke Pulau Yeonpyeong, Korea Selatan di dekat wilayah perbatasan bagian barat yang diperebutkan dengan Korea Utara. Insiden ini menyebabkan dua negara Korea berada di ambang perang.
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar